Bedasarkan kutipan sejarah masa lalu melalui cerita-cerita orang tua yang disebut petua gampong dapat disimpulkan asal usul terbentuknya sebuah desa yang namanya sekarang Gampong Trieng Meuduro Tunong. Pada masa Raja Aceh yaitu Teuku Iskandar Muda memegang kerajaan Aceh. Berkeliling kepelosok daerah, untuk melihat batas wilayah daerah Aceh-Medan. Dengan perjalanan yang cukup lama bersama pengawal raja dengan mengenderai gajah. Perjalan yang cukup jauh dengan memakai waktu yang cukup lama, tibalah keperbatasan Aceh –Medan, yang sekarang disebut batas Barus (Lawe Banok).
Sepulang dari daerah perbatasan tersebut, singgahlah daerah yang banyak tumbuh pohon bambu berduri, sambil istirahat mencari air, disekitar pohon bambu berduri nampak sungai kecil (alue) yang airnya mengalir cukup deras, bening, adem, seakan-akan haus dan dahaga terasa hilang. Disekitar sungai tersebut, juga dipenuhi pohon bambu berduri, sambil istirahat melepas lelah, serta mengisi air bekal minum untuk perjalanan pulang. Tiba-tiba pengawal raja bertanya kepada raja; ya baginda raja, apakah nama daerah ini? Lalu baginda raja menjawab “kita berikan saja nama daerah ini dengan sebutan Bambu Berduri” (Trieng Meuduro Tunong), karena daerah ini dipenuhi dengan pohon-pohon bambu berduri.
Kemudian selang beberapa tahun lamanya, sesudah raja Sulthan Iskandar Muda keliling Nanggroe Aceh dan membuat nama daerah yang pernah disinggahi, seorang seorang warga Aceh Besar (Banda Aceh) yang merantau ke daerah Trieng Meuduro Tunong untuk mencar Rezeki dan menetaplah di daerah tersebut, yang berasal dari satu keluarga, kemudian diikuti oleh keluarga lainnya, hingga berkembanglah menjadi sebuah penduduk dari sedikit hingga menjadi banyak. Kemudian daerah ini sangatlah subur, apapun yang ditanami mendapat hasil yang memuaskan.
Dengan ikatan persaudaraan yang sangat kuat, saling bahu membahu dengan semangat gotoroyong yang tinggi dalam berbagai bidang, sehingga terbentuklah sebuuah desa yang kecil dengan jumlah penduduk yang angat besar dangan nama desa Trieng Meuduro Tunong. itu pada awalnya terdiri dari tiga perkampungan yaitu perkampungan Cot limeng, perkampungan tengah, dan kampung Balai.
Demikian sejarah gampong yang dikutip dari hasil rangkuman sejarah terbentuknya gampong ini yang dikumpulkan dari cerita-cerita orang zaman yang hidup pada zaman penjajahan belanda sampai sekarang masih terdapat satu atau dua orang lagi yang masih hidup. Untuk mendapatkan sejarah gampong yang tersusun selengkap-lengkapnya dengan kepemimpinan sangat sulit disebabkan tidak adanya dokumen atau sejarah tertulis yang ada didesa sehingga dapat diketahui dengan cerita-cerita yang tidak dapat diingat lagi tanggal dan tahunnya.